Minggu, 20 November 2011

untuk pahlawanku

Di usiamu yang mulai beranjak tua,
banyak keluh kesah terlontar caci maki dan hujatan
Dikala ototmu tak lagi sekekar dahulu,
yang begitu gagah memanggul bambu runcing
dan berteriak lantang berteriak penuh semangat… merdeka .. merdeka ..
Dari dahi patriot-patriotmu bercucuran peluh,
berhamburan darah pengorbanan bernama ‘pejuang’
semua mata memberi hormat padamu
Kini, dikala perjuanganmu sampai titik darah penghabisan itu telah tercabik habis …
dan penjajah tlah berlalu …
nyanyian yang kudengar penuh caci dan amarah  ..
Ke mankah perginya rasa kagum kami padamu, negeriku?
Ke manakah kesatrianya Engkau yang dahulu? sang patriotku?
Mengapa kini negeriku menjadi panggung sandiwara?
Kurindu teriakan penuh semangat merdekamu yang membahana belahan negeriku
Kurindu satu pada semangat bangsa dalam situasi terjajah dahulu
Kumerindukan negeriku kembali bersemangat dan berapi-api seperti dahulu
ku rindu padamu hai kopral Jonoku yang gagah,
yang berjuang demi negeriku
Luka masa lalu tlah terobati
dalam gelora semangat membangun negeriku
Namun, dibalik kecantikan negeriku menyimpan luka dan derita..
Negeri dengan sejuta saksi bisu perjuangan
Negeriku yang kesatria
Kini tlah berubah bagai kandang singa
saling  lawan dan hantam bangsamu sendiri?
saling sikut, saling luapkan hasrat diri dan amarah
di manakah budaya kesantunan bangsaku yang dahulu itu?
di manakah negeriku yang merdeka ?
Mengapa kini bangsamu saling jajah?
Di paras elokmu menetes satu air mata luka
luka pada kekecewaan,
luka pada amarah,
luka pada ambisi yang tak berujung
yang mengubah raut wajah muram negeriku
Kurindu pekik semangat bangsaku yang bersatu ..
dan berteriak lantang..
Merdeka.. Merdeka ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar